Wednesday, November 01, 2006

 

Kemarau Panjang Terus Mengusik NTT


(1) Kemarau Panjang Terus Mengusik NTT

Lihat Kompas 1 Nov 2006 by Kornelis Kewa Ama

Yohanis Pati (54) adalah salah seorang petani di Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang bingung mempertanyakan kapan kemarau di daratan Pulau Timor, Sumba, Flores, dan Alor usai. Bulan November sudah tiba. Sesuai dengan jadwal, pertengahan Oktober lalu tanaman mestinya mulai berkecambah.

Lahan seluas satu hektar di sekitar Bandara El Tari, Kupang, tidak untuk lahan pertanian, tetapi justru dimanfaatkan untuk memelihara 230 kambing. Hewan itu dijual seharga Rp 100.000-Rp 450.000 per ekor, tergantung berat kambing. Klik Pada judul untuk membaca lanjutan beritanya.

(2)KEKERINGAN (EL NINO) Sumber informasi : Pos Kupang, Minggu 29 Oktober 2006NTT dilanda El Nino LemahKepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prop. NTT, Ir. Petrus Muga mengatakan, dari hasil pantauan BMG Kupang, " NTT saat ini sudah dilanda El Nino lemah. Wilayah yang paling rentan terhadap masalah ini menurut Muga adalah wilayah Utara Flores, Utara Sumba, dan TTS. Dampak yang ditimbulkan adalah rawan pangan Langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah menurut Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan Drs. Petrus Langodai adalah menyiapkan bantuan pangan dan benih Terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat Cadangan beras milik pemrop NTT untuk rawan pangan masih sekitar 4000 ton. Beras- beras ini akan siap turun jika ada permintaan dari daerah. (hal ini untuk antisipasi jangka pendek) sedangkan untuk jangka panjang ada bantuan beras dan benih dari pemerintah pusat. Sesuai perhitungan B2KP NTT, ada 11 kab, yang memiliki peluang rawan pangan : Kab Kupang, TTS, Ende, TTU, Ngada, Manggarai, Sumba Timur, Lembata, dan Sikka. Kepala BMG Kupang, Albert kusbagio, wilayah NTT kini telah memasuki musim kemarau, hal ini ditandai dengan terus menurunnya indeks osilasi selatan (SOI) NTT hingga minus14 setelah sebelumnya sempat meningkat hingga minus 5. Dengan terus menurunnya SOI pertanda udara di NTT semakin kering. Maka musim kemarau diperkirakan semakin panjang. Ada kemungkinan terjadi bencana kekeringan. Perlu ada antisipasi dini? Kepala Sub Bagian Informasi Meteorologi Publik BMG Pusat, Ahmad Zakir, akan terjadi keterlambatan musim hujan di beberapa wilayah di indonesia.masih zakir, El Nino di Indonesia 1992, 1997, 2001 yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panen.

(3)Selasa,31Oktober 2006Rawan Pangan di NTT Delapan Kabupaten Risiko Tinggi Badan Bimas Ketahanan Pangan : berdasarkan analisis indikator sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) ada delapan kabupaten di NTT tahun ini berisiko tinggi rawan pangan. Delapan kabupaten tersebut meliputi, TTS,TTU, Belu, Lembata, Sikka, Ende, Ngada, dan Manggarai Barat. Risiko tinggi rawan pangan ini menimpah 24.836 KK atau 110.623 jiwa yang tersebar di 157 desa. Risiko sedang 331 desa, di 10 kab. Dengan jumlah kk 43.463 dan 194.188 jiwa.Intervensi pemerintah :Pemprop NTT menyiapkan 4000 ton beras Bantuan dana dari APBD I dan Badan Bimas Ketahanan Pangan 35 juta untuk tiap kabupaten Indikator yang dipakai untuk menilai ketersedian pangan disuatu daerah menurut Aleks Sena, Kepala Bidang Kewaspadaan Pangan adalah : Persentase luas tanam dan rencana tanam, Persentase luas panen dari rencana panen, Persentase luas puso & Persentase penurunan produktivitas

This page is powered by Blogger. Isn't yours?