Saturday, February 23, 2008
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL NTT MASA DEPAN
Oleh: Vincent Gaspersz
Diskusi atau wacana yang berkembang sekarang ini di NTT tentang
pemilihan bupati/wakil bupati, dan yang sedang HANGAT dibicarakan
sekarang ini adalah gubernur/wakil gubernur, terlalu difokuskan pada
orang (figur) dan bukan pada sistem kepemimpinan (leadership system).
Inilah kekeliruan terbesar yang selama ini terjadi di NTT (termasuk
Indonesia pada umumnya), sehingga mengakibatkan NTT menjadi
terkebelakang dalam perkembangan kemajuan kehidupan masyarakat
dibandingkan daerah-daerah maju atau negara-negara maju di dunia.
Jika diskusi tentang kepemimpinan diarahkan kepada orang (figur),
maka hal-hal yang berkembang adalah isu-isu primordial seperti suku,
agama, ras, antar-golongan, umur, tempat lahir, asal calon (NTT dan
luar NTT), dan "tetek-bengek" lain yang memang selalu menjadi
perhatian bagi masyarakat tradisional. Apakah masyarakat NTT tetap
akan menjadi masyarakat tradisional yang berada dalam perkembangan
globalisasi dunia, atau ingin mentransformasikan diri menjadi
masyarakat modern mengikuti perkembangan global (dunia) sekarang ini?
Tulisan ini akan mendiskusikan hal-hal yang perlu dicermati dalam
suksesi kepemimpinan NTT masa kini dan masa depan serta yang berfokus
pada sistem kepemimpinan, bukan pada orang (figur) yang mengarah ke
isu-isu primordial atau nama-nama paket yang aneh-aneh, seperti:
ASMARA di Sulawesi Selatan, MESRA, DA'I di Jawa Barat, DLL.
Sesuai dengan keahlian penulis dalam bidang total quality management
(TQM), maka tulisan ini akan mendiskusikan tentang total quality
leadership bagi total quality community. Apakah masyarakat NTT mampu
mentransformasikan diri menjadi total quality community, sangat
tergantung pada total quality leadership yang notabene harus
diperankan oleh total quality leader yang transformasional.
Pemimpin NTT masa kini dan masa depan seyogianya merupakan pemimpin
transformasional (transformational leader)—siapapun orangnya, yang
mampu mentransformasikan masyarakat NTT yang masih menganut
nilai-nilai tradisional (traditional values) menjadi masyarakat
"modern", agar mampu berpartisipasi dalam era globalisasi yang semakin
hiperkompetitif. Dengan demikian pemimpin NTT masa depan seyogianya
merupakan pemimpin—siapapun orangnya, yang memiliki pemikiran global
(think globally) namun bertindak lokal (act locally), JANGAN seperti
sekarang ini: Berpikir Lokal, Bertindak Kampungan (tidak mau menerima
(alergi terhadap) kritik, suka mengancam, suka main pukul secara
fisik, dan praktek-praktek tercela lainnya).
Siapapun orangnya, sepanjang memiliki kriteria kepemimpinan
transformasional, seyogianya dialah yang memperoleh prioritas untuk
memimpin masyarakat NTT menuju modernisasi di masa kini maupun masa
mendatang.
Tujuan dari kepemimpinan transformasional bagi masyarakat NTT masa
depan adalah untuk meningkatkan kinerja manusia NTT dan sumber daya
pendukung lainnya (supporting resources), memperbaiki kualitas
kehidupan yang ada di NTT—termasuk cara berpikir, cara bersikap, dan
cara bertindak, meningkatkan output dan produktivitas, serta secara
simultan mampu menciptakan kebanggaan bagi masyarakat NTT—bangga
menyebutkan dirinya sebagai orang NTT, di manapun dia berada.
Tidak semua orang memiliki keterampilan atau kemampuan untuk
memimpin, apalagi untuk menjadi pemimpin transformasional. Memimpin
berarti menentukan hal-hal yang tepat untuk dikerjakan, menciptakan
dinamika organisasi atau masyarakat yang dikehendaki agar semua orang
memberikan komitmen, bekerja dengan semangat tinggi dan antusias untuk
mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi.
Memimpin berarti juga dapat mengkomunikasikan visi dan prinsip
nilai-nilai kepada seluruh masyarakat NTT. Kegiatan memimpin termasuk
menciptakan budaya atau kultur positif dan iklim yang harmonis dalam
lingkungan masyarakat, serta menciptakan tanggung jawab dan
pemberdayaan bagi masyarakat NTT.
Berdasarkan pengamatan dan juga pengalaman penulis yang lahir di
pinggir sungai Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang,
sesungguhnya masyarakat NTT membutuhkan pemimpin transformasional yang
memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen sekaligus, agar
mereka tidak terus-menerus melarat. KARENA, jika kita mau jujur,
orang-orang NTT yang BERHASIL atau SUKSES selama ini adalah hasil dari
perjuangan keras dan keuletan dari diri mereka sendiri, bukan
kontribusi langsung dari pemimpin NTT selama ini. Masalahnya, sangat
sedikit masyarakat NTT yang memiliki kriteria mandiri untuk mencapai
kesuksesan, masih harus dibimbing dan diberdayakan (BUKAN
DIPERDAYAKAN) oleh orang lain, dan orang lain itu seyogianya adalah
pemimpin NTT masa depan.
Pemimpin adalah orang yang melakukan hal-hal yang benar (people who do
the right thing), sedangkan manajer adalah orang yang melakukan
sesuatu secara benar (people who do things right). Dengan demikian
pemimpin NTT masa depan seyogianya adalah: orang yang mampu melakukan
hal-hal yang benar dengan cara yang benar—SIAPAPUN DIA!.
Nah apakah ada orang semacam ini di NTT atau di Indonesia? Hal ini
perlu dipertanyakan secara jujur, karena fenomena yang dijumpai
sekarang ini adalah kita banyak menemukan orang-orang yang melakukan
hal-hal yang salah (bertentangan dengan hati nurani) dengan cara yang
benar menurut "kuasa kegelapan" karena keterampilan dan kecanggihan
untuk manipulasi atas nama "tidak dapat dibuktikan secara hukum, bahwa
hal-hal yang dimanipulasi itu salah".
Kepemimpinan kualitas (quality leadership) dalam total quality
community pada dasarnya merupakan suatu proses pengaruh untuk
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, di mana pemimpin mencoba
mempengaruhi masyarakat untuk melakukan apa yang dipandang penting
oleh sang pemimpin itu. Dalam manajemen kualitas, pemimpin secara
simultan menetapkan arah dan tujuan masyarakat menuju modernisasi,
serta memotivasi anggota masyarakat untuk maju secara bersama menuju
peningkatan kualitas kehidupan secara terus-menerus.
Pemimpin transformasional mengubah keseluruhan organisasi atau
masyarakat melalui mentransformasikan organisasi atau masyarakat
menuju pandangan mereka tentang apa yang harus dilakukan oleh
organisasi atau masyarakat dan bagaimana seharusnya organisasi atau
masyarakat itu berjalan dengan baik. Pemimpin transformasional bagi
NTT masa depan harus mampu memberikan pengaruh kuat pada rencana
strategik pembangunan daerah NTT (RENSTRA NTT) yang menetapkan arah
dari program-program pembangunan NTT, juga secara spesifik harus mampu
membuat arah dan keputusan yang tepat tentang peningkatan kinerja,
kepuasan masyarakat, dan pemberdayaan seluruh masyarakat NTT.
Beberapa karakteristik penting dari pemimpin transformasional bagi
masyarakat NTT masa depan yang diperlukan, adalah sebagai berikut.
Memiliki visi yang kuat. Pemimpin transformasional bagi NTT masa depan
harus memiliki kepercayaan yang kuat tentang bagaimana suatu
organisasi dan masyarakat harus berjalan dengan baik serta mampu
mentransformasikan visi dan misi ke seluruh masyarakat NTT. Dengan
demikian visi dan misi dari pemimpin transformasional itu akan menjadi
visi dan misi bersama dari seluruh anggota organisasi atau masyarakat.
Dalam total quality community, visi dan misi ini akan mencakup suatu
transformasi dari masyarakat yang masih menganut nilai-nilai
tradisional menuju komitmen total terhadap peningkatan kualitas
kehidupan modern.
Memiliki peta untuk tindakan (map for action). Pemimpin
transformasional bagi masyarakat NTT masa depan harus mengetahui
bagaimana menerjemahkan impian mereka yang telah dirumuskan dalam visi
dan misi itu menjadi kenyataan. Mereka dapat secara efektif
merencanakan bagaimana mencapai visi dan misi yang telah disepakati
bersama oleh seluruh anggota masyarakat itu. Di sinilah masyarakat NTT
membutuhkan seorang PEMIMPIN (LEADER) yang mampu mentransformasikan
visi dan misi menjadi kenyataan, bukan seorang PEMIMPI (DREAMER) SAJA
yang hanya bisa ngomong doang-NATO: No Action Talk Only.
Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision). Pemimpin
transformasional bagi masyarakat NTT masa depan harus mampu menyusun
visi dan misi ke dalam suatu gambar atau kerangka yang jelas yang
secara kuat menggabungkan visi dan misi itu dengan nilai-nilai
religius dan adat-istiadat yang diyakini oleh seluruh anggota
masyarakat NTT itu.
Memiliki kepercayaan (confidence). Pemimpin transformasional bagi
masyarakat NTT masa depan harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi
serta selalu bersikap optimis dan tidak kehilangan akal dalam
menghadapi suatu masalah. Jangan hanya menjadi "anak manis yang
pendiam dan penurut", apalagi hanya menjadi "boneka" bagi kepentingan
politik dan kekuasaan dari JAKARTA!.
Berani mengambil risiko (risk taking). Pemimpin transformasional bagi
masyarakat NTT masa depan harus berani mengambil risiko dalam
merealisasikan visi dan misi mereka yang telah ditansformasikan
menjadi visi dan misi bersama dari seluruh anggota masyarakat NTT itu.
Pemimpin transformasional harus menginginkan perubahan-perubahan
pendekatan berupa ide-ide baru, praktek-praktek baru, cara-cara baru
dalam memecahkan masalah kemiskinan yang ada selama 49 tahun terakhir
ini (sejak NTT terbentuk pada 20 Desember 1958).
Memiliki gaya pribadi inspirasional. Pemimpin transformasional bagi
masyarakat NTT masa depan harus memiliki daya magnit pribadi yang kuat
sehingga membuat pengikut-pengikutnya (masyarakat NTT) merasa dekat
kepada si pemimpin itu. Dengan demikian pemimpin transformasional
dapat memotivasi masyarakat menuju peningkatan kinerja dan kualitas
kehidupan yang lebih baik.
Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual. Pemimpin
transformasional bagi masyarakat NTT masa depan harus memiliki
kemampuan mengidentifikasi potensi daerah NTT yang ada, baik potensi
sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia NTT, yang
kemudian merangsang dan membantu masyarakat NTT itu secara intelektual
agar berkembang untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakati
bersama.
Memiliki kemampuan mengidentifikasi manfaat-manfaat yang diperoleh
apabila mengikuti visi dan misi yang telah disepakati bersama itu.
Pemimpin transformasional bagi masyarakat NTT masa depan harus mampu
secara langsung menunjukkan penghargaan dan pengakuan atas
keberhasilan apabila tercapai kemajuan dalam masyarakat sesuai dengan
visi dan misi yang telah disepakati bersama itu.
Dari berbagai karakteristik pemimpin transformasional yang kelihatan
sangat ideal dan teoritis di atas, maka penulis TELAH MERANGKUM KE
DALAM bahasa awam, bahwa PEMIMPIN = PEMIMPI + N, sehingga seorang
pemimpin transformasional bagi NTT masa kini dan masa depan yang
diharapkan adalah:
• Sebagai seorang PEMIMPI, memiliki visi dan misi yang SANGAT JELAS
untuk Mewujudkan manusia dan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang
mandiri, maju dan sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata.
• Memiliki N = NIAT (Nyatakan Impian Agar Terwujud) melalui
mentransformasikan Visi dan Misi ke dalam program-program strategik
(RENSTRA NTT) dan rencana-rencana aksi (Action Plan) bagi pembangunan NTT!
• Memiliki KASIH (Kasih/Kehendak ALLAH Selalu Isi Hatiku), agar tidak
bertindak KAMPUNGAN dan KKN!
KESIMPULAN:
Tujuan pembangunan daerah Nusa Tenggara Timur adalah mewujudkan visi
dan misi pembangunan daerah. Visi dari daerah Nusa Tenggara Timur yang
BENAR dan ABADI SEPANJANG WAKTU, adalah: Mewujudkan manusia dan
masyarakat Nusa Tenggara Timur yang mandiri, maju dan sejahtera lahir
dan batin secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Visi yang BENAR seperti di atas telah mencerminkan masyarakat NTT
modern yang diinginkan di masa depan. Masalahnya, siapa pemimpin
transformasional bagi masyarakat NTT masa depan yang dapat diberikan
kepercayaan untuk mampu mewujudkan visi dan misi itu menjadi kenyataan?
Apakah masyarakat NTT akan memilih seorang PEMIMPIN (LEADER) =
PEMIMPI + N dalam KASIH, yang mampu mewujudkan visi dan misi itu
menjadi kenyataan, ataukah hanya seorang PEMIMPI (DREAMER) SAJA, TIDAK
MEMILIKI "N dalam KASIH" yang hanya mampu merumuskan visi dan misi
berupa "SLOGAN OMONG KOSONG BELAKA", yang tidak memiliki kemampuan
untuk bertindak terhadap hal-hal yang benar dengan cara yang benar?
Semuanya tergantung pada tingkat kematangan intelektual, emosional,
dan spiritual dari masyarakat NTT!
SEMOGA Tuhan memberikan petunjuk agar kita mampu memilih PEMIMPIN
transformasional bagi masyarakat NTT masa depan.
Sunday, February 10, 2008
Call for papers: "NTT at the cross road: 50 Years of Development and Reflecting Forwards"
http://www.ntt-academia.org
Journal of NTT Development Studies is a peer reviewed, a bi-lingual journal (Bahasa Indonesia or English)
Call for Papers - "NTT at the cross road: 50 Years of Development and Reflecting Forwards" for First Edition Vol 1 April 2008. Preferred Topics for 15 April 2008 edition:
- 50 Years of East Nusa Tenggara Economic Development
- Knowledge Management of NTT: Constraints and Opportunities
- Social Development of NTT: Education, Health and Water/Sanitation
- NTT Human Development Strategy: A Reflection Forwards
- Rural Development Infrastructures and Spatial Poverty Analysis of NTT
- Interdisciplinary Research Agenda for NTT Development
- International Aid in East Nusa Tenggara: What are the Impacts in 40
Years?
First Edition First Volume: Forthcoming in April 2008!
Submission Guidelines and Notes for writers:
Submissions are invited. All manuscripts should be typed and double-spaced in Times New Romans 12. The author's name should appear only on the title page and cover letter. Length of per article is about 3000-5000 words, with maximum 200 words abstracts. Please send your figures and tables in separate files and if possible, please obtain permission for such art work before submitting your manuscript. This journal is both multi-disciplinary and interdisciplinary journal on NTT Development Studies. It is available both in Bahasa and in English.
The Interdisciplinary Journal of NTT Development Studies serves as a forum for dialogue and knowledge sharing between scientists and practitioners. Whilst we anticipate that many submissions will come from both international and Indonesian national writers, an important aim of the journal is to provide a space for developing and housing the work of Nusa Tenggara Timur based practitioners and writers who thus far have lacked significant representation in the studies of East Nusa Tenggara developmental field. As such, it is intended that the peer review process will contribute to the goal of developing the research and writing skills of those who submit articles to the journal.
We publish three times a year. For referencing purpose, please Harvard model. download
See also example from "Getting the Most from Journal Articles" - download
Email to Editor: editor@ntt-academia.org; axcelitho@ntt-academia.org; elcidli@ntt-academia.org
The Editor's response can ordinarily be expected within three months after acknowledgment of the receipt of the manuscript. Manuscripts, questions, and other correspondence should be addressed by email Editors: editor@ntt-academia.org; axcelitho@ntt-academia.org; elcidli@ntt-academia.org
(Jurnal ini bersifat multi dan lintas disiplin yang membahas tentang studi pembangunan NTT dan dipublikasikan dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Panjang tulisan berkisar 3000-5000 kata, dengan jumlah abstraksi maksimum 200 kata diketik spasi ganda Times New Romans 12. Dipublikasikan 3 kali dalam setahun.
Untuk format referensi, silahkan menggunakan Harvard model/format terlampir: download.
Sebagai tambahan, silahkan download paper "Getting the Most from Journal Articles." download
Pengiriman manuskrip dilakukan dengan email ke Editor: editor@ntt-academia.org; axcelitho@ntt-academia.org; elcidli@ntt-academia.org
Notes and Guidelines for Reviewers:
Peer Review Guidelines and Note for Peer Reviewers of NTT Development Journals (Silahkan Download Panduan Peer Review dan catatan bagi editor dan reviewer). Format scoring penilaian reviewer (form for reviewer evaluation of the paper) download
Database Skripsi & Thesis NTT
Achieves on Dissertation & Thesis on NTT
Meri E. Djami 2008: DARAH, DAGING, TULANG DAN RAMBUTKU PADA ALAM: Suatu Refleksi Teologis Terhadap Perjuangan Perempuan Mollo Utara dalam Melawan Penambangan Marmer Fatulik/Nifu ob di Desa Kuan Noel-Fatumnasi. Skripsi Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana – Kupang. Download
Sally Bullan 2008 "PEREMPUAN PENGUNGSI: Suatu Refleksi Teologis Terhadap Integrasi Perempuan Pengungsi Eks Timor-Timur ke Dalam Masyarakat Desa Tuapukan." Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana – Kupang. Download
Alexander Oematan 2008. "MAKNA HUTAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN HUTAN: Suatu Studi Kasus Pelestarian Hutan di Kelurahan. Fatukoa Kecamatan Maulafa Kota Kupang." Pascasarjana, UKSW-Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
Ferdy Kapitan 2008 "PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI: Suatu Studi di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang." Pascasarjana, UKSW-Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
GILBERT R.W. FOENAY 2007 "DAMPAK KEHADIRAN FLOBAMORA MALL TERHADAP PERILAKU EKONOMI PARA PEDAGANG KECIL DAN PROSPEK USAHANYA DI KOTA KUPANG: Studi pada Unit-unit Usaha di Dalam dan Sekitar Lingkungan Flobamora Mall." Download
Yohanes Dela Salle Thius 2006: "The Analysis on the Role of Timor Tengah Utara District Government in Search for Conflict Resolution between Naiola and Oetalus Village in East Nusa Tenggara Province." Download
Altaban Nicodemus Nenabu 2006: "Conflict History between Lotas Villagers of imor Tengah Selatan District and Lotas Villagers of Belu District." Download
Wilson M.A. Therik 2007: "Orang Laut di Tanjung Pasir Minum Madu Bercampur Racun: Potret Kehidupan Nelayan Tradisional Bajo di Tanjung Pasir, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur." Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga." Saripati Tesis Master Studi Pembangunan UKSW Salatiga Download
Bernadus Sae 2007: "Budaya Komunikasi 'Oko Mama': Studi Kelompok Masyarakat Adat Noebokong Kecamatan Toianas, TTS-NTT" Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga." Download
Deni Nata 2007: "Entrepreneur Suku Wewewa di Sumba" Program Pascasarjana, UKSW Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
Lay Matheos 2007: “Ketahanan Yang Rawan Prospek Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kupang” Program Pascasarjana UKSW -Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
Melitus Ataupah 2007: “Prasangka Dan Resistensi: Penolakan Masyarakat Ponain- Amarasi Terhadap Pendatang” Pascasarjana, UKSW-Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
Karen Janelle Campbell-Nelson 2003 "Learning resistance in West Timor." Doctoral Dissertation- University of Massachusetts Amhers, USA) Download
GRACE A. FALLO 2007 "PENGARUH WAKTU BEKERJA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA YANG BEKERJA DI LUAR JAM SEKOLAH PADA SMA EFATA SOE." Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana, UKSW-Salatiga. SARIPATI MA Tesis. Download
Tuesday, January 01, 2008
NTT Academia Award 2007
NEWS: NTT Academia Award 2007 on the Newspapers
NTT ACADEMIA AWARD -- Para penerima NTT Academia Award 2007 pose bersama anggota Forum Academia NTT, Asisten II Setda NTT, Partini, Rektor Undana, Prof. Dr. Frans Umbu Datta, Prof. Mia Noah, Dr. Thom Therik dan Damyan Godho di Aula LPMP-Kupang, Rabu (19/12/2007). Copyrights Phtotos Pos Kupang/DBP. Below: Panitia (dari kanan: Sandro, Syalomi, Palce, Dion, Ha'i R, Ermi)
Opini Willy Gaut (Pos Kupang 21/12-2007: Penghargaan, simpul kemajuan dan tantangan (Membaca NTT Academia Award).
Tapaleuk: Iko Akademia Awar.... 21/12-2007
Pos Kupang 19 Desember 2007: Tim Robotika PNK Uji Kemampuan Robot.
NTT Academia Award 2007
Untuk tahun 2007, sebagai pemenang “NTT Academia Award” adalah:
Kategori I: Sains/basic science/engineering sebagai,
Pemenang Perdana 2007 adalah Lembaga Politeknik Negeri Kupang atas dua prestasi nasional yang diraih oleh Politeknik Negeri Kupang
Saudara Kusa Bill Noni Nope M.T., dosen Politeknik Negeri Kupang yang secara kolektif bersama Tim Mahasiswa Paska Sarjana Unpar berhasil meraih juara I Simposium IX Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi. dan Tim Robotika“PNK Smart Future” Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang yang dengan swadaya melakukan inovasi teknologi robotika yang masuk dalam 40 besar kelompok finalis dari 200 peserta dalam lomba inovasi robotika di ITS, Surabaya tepatnya Juli 2007, sesungguhnya momentum untuk membangun kepercayaan diri Academia NTT. Walaupun tidak masuk dalam 8 besar, kami melihat pada inisiatif dan ke-swadayaan dalam mengikuti lomba. Bill Gates yang 30 tahun lalu bermimpi disetiap rumah akan ada komputer, kini memimpikan abad 21 sebagai abad robotika, di mana, nantinya harga robot akan sebesar harga laptop saat ini. NTT tidak harus ketinggalan dibidang ini. Apresiasi ini hendak mendorong akademisi NTT untuk terus berinovasi, dan tiap inovasi dihargai.
Kategori II: studi pembangunan/pertanian/peternakan/ perikanan / perkebunan dsb.
Pemenang Perdana 2007 adalah Tim pelajar SMUN 2 Kupang“Pengaruh Pembuatan Kapur terhadap Peningkatan Kerusakan Terumbu Karang” atas papernya berjudul dalam “Musyawarah Nasional Terumbu Karang Coremap II di Jakarta, 10 September 2007. Pelajar dimaksud adalah Sdri. Gaya Kristina M Puu Heu, Jefry Tuan (18), dan Alyan M Sioh (18) bersama Ibu Pembingbing Marselina Tua. Lomba diadakan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) guna memopulerkan kecintaan remaja terhadap bahari. Tim Kristina menyisihkan 140 makalah di tingkat nasional.
Ketua Panitia: Syalomi N. Rihidara M.A
Wakil Panitia: Ermi Ndoen PhD Cand.
Bendahara Panitia: Hai Ragalawa MPH Cand.
Keterangan Lengkap, lihat TOR terlampir (draft 5, 1 Desember 2007)NTT Academia - Knowledge Promotor on NTT - Home
Working Papers - Institute of Indonesia Tenggara Timur ( IITS) Copyrights © IITS Publications
Working Paper 4 (January 2008) Yoseph Yapi Taum "Tradisi Fua Pah: Ritus Dan Mitos Agraris Masyarakat Dawan Di Timor (Fua Pah Tradition: Agricultural Rite and Myth of Dawanese of Timor Island)"
Working Paper 3 (December 2007). Agustinus Bandur "A Review of Developments in School-Based Management in Indonesia"
Working Paper 2 (November 2007). Lexand Ofong "Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan Di NTT" (English: Towards Sustainable Food Security in NTT).
Working Paper 1 (November 2007) Leonard Simanjuntak. "Penuhi Dulu Rumah
Bulatmu Dengan Jagung: Meletakkan Sendi-Sendi Keamanan Pangan Dalam Perjuangan Melawan Perubahan Paksa" (English: Filling Your “Rounded- Traditional-House” With Corn: Setting the principles of food security against forced changes in West Timor)
Monday, December 31, 2007
Learning resistance in West Timor (Indonesia)
Date: 2003
» Download the dissertation (PDF format)
» Tell a colleague about it.
» Printing Tips: Select "print as image" in the Acrobat print dialog if you have trouble printing.
Abstract
This case study, set in the south central highlands of West Timor, Indonesia, presents a range of strategies used by non-governmental organizations (NGOs) and local farmers to resist the mining of two marble peaks. The narrative, set within the context of political developments in Indonesia in recent years, is presented through several genres to enhance an ethnographic exploration of learning in a context of resistance. Some of the issues explored in the telling of the tale include gender and resistance, and the juxtaposition of NGO and farmer strategies of resistance as shaped by their different relationships to social and political institutions of the nation-state.
The study, however, is not limited only to a discussion of strategies, the “what and how” of resistance-resistance as curriculum-but also looks at resistance as a learning regime, the heuristic occasion for the articulation of identity in which those on the underside of power assert human identity over an identity as victims. The analysis of resistance as learning regime draws on a local hermeneutical framework that situates recognition as a response to the epistemological violation inherent in the mining, rehearsal as response to cultural violation, and reciprocity as a response to economic violation. This privileging of recognition, rehearsal, and reciprocity is the perspective from which I argue that subsistence agriculture is a way of life that integrates rather than separates cultural, ecological, economic, and epistemological aspects of identity. As such, it is a viable alternative to projects of unsustainable economic development, such as mining marble, that tear apart ecological systems and the ways of life embedded in those systems in order to control them.
Bibliografi on Timor Tengah Selatan - Versi OPC4.KITLV.PICA.NL
| | | |
| 11. | Pengaduan : hukuman berdiri camat | |
| |||
| 12. | Peradilan sesat | |
| |||
| 13. | Hoi ... mana janjimu, Bapak? | |
| |||
| 14. | Jeruk : Si Manis babak belur | |
| |||
| 15. | East Timor : refugees at risk | |
| |||
| 16. | From lord of the earth of village head : adapting to the nation-state in West Timor | |
| |||
| 17. | Laporan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Timor Tengah Selatan, disampaikan dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan GAKI melalui bantuan Bank Dunia di Jakarta, tanggal 15-16 Pebruari 1998 | |
| |||
| 18. | The contribution of anthropology to the Nusa Tenggara Timur pilot livestock development project | |
| |||
| 19. | Male circumcision in South Central Timor : a rite de passage in the time of AIDS | |
| |||
| 20. | Rainfall distribution in West Timor : temporal and spatial characteristics, regional frequency analysis and drought identification | |
|
| | | |
| 21. | Pola dasar pembangunan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Timor Tengah Selatan 1989-1994 | |
| |||
| 22. | Timor Tengah Selatan dalam fakta, masalah dan harapan | |
| |||
| 23. | Timor Tengah selatan dalam fakta, masalah dan harapan dalam bentuk transparant | |
| |||
| 24. | Pola pengasuhan anak secara tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur | |
| |||
| 25. | Tata bahasa Dawan | |
| |||
| 26. | Selintas Timor Tengah Selatan | |
| |||
| 27. | Sistem pengendalian sosial tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur | |
| |||
| 28. | Fakta, masalah, harapan Timor Tengah Selatan | |
| |||
| 29. | Bingkai budaya Timor Tengah Selatan : suatu hasil penelitian | |
| |||
| 30. | Panduan kesepakatan adat 2 Mei 1988 | |
|
| | | |
| 31. | Lintasan sejarah perkembangan pendidikan dasar di Kabupaten Dati II TTS : tinjauan sepintas | |
| |||
| 32. | Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa : study tentang konsep taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam sistim sosial budaya masyarakat kelurahan niki-niki, Kec. Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusatenggara Timur | |
| |||
| 33. | Studi potensi sumberdaya alam lahan terbatas (agroforestry) di Nusa Tenggara Timur | |
| |||
| 34. | Penelitian suku terasing di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Neonleni, Anas | |
| |||
| 35. | Hasil pendaftaran rumah tangga di Timor Tengah Selatan : sensus pertanian 1983 | |
| |||
| 36. | Timor Tengah Selatan dalam angka tahun ... | |
| |||
| 37. | West Timor nature conservation areas | |
| |||
| 38. | Rencana umum Daerah Kupang dan Timor Tengah Selatan (wilayah pengembangan parsial 6 Nusa Tenggara Timur) : final report | |
| |||
| 39. | Rencana umum daerah Kabupaten Daerah Tingkat 2 Timor Tengah Selatan | |
| |||
| 40. | Laporan hasil survey tata desa: Kecamatan Mollo Utara, Daerah Tingkat 2 Timor Tengah Selatan, Daerah Tingkat 1 Nusa Tenggara Timur | |
|
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||
|